Sunday, December 23, 2012

Sejarah Nabi Isa Menurut Islam

Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.”

Dalam ayat tersebut, Allah menegaskan fakta yang sebenarnya bahwa Nabi Isa tidak dibunuh maupun disalib. Al-Qur'an menepis peristiwa pembunuhan dan penyaliban Nabi Isa, tapi Al-Qur'an mengonfirmasi terjadinya pembunuhan dan penyaliban pada diri orang lain yang diserupakan dengan Nabi Isa.

Dengan pemahaman demikian, maka Prof Dr H Mahmud Yunus dalam Tafsir Al-Qur’anul Karim menerjemahkan ayat tersebut, “Sebenarnya Isa itu bukan mereka bunuh atau mereka salibkan, tetapi yang mereka salib itu, adalah orang yang serupa dengan Isa, yang telah dibuat samar” (hlm. 94).

Prof Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menyatakan, “Syubbiha artinya disamarkan. Yaitu diadakan orang lain, lalu ditimbulkan sangka dalam hati orang yang hendak membunuh itu bahwa orang lain itulah Isa” (Juz 6 hlm. 21).

Bagaimana mungkin Nabi Isa AS terbunuh atau tersalib, padahal Allah SWT melindungi para rasul Ulul Azmi semuanya? Allah telah menyelamatkan Nabi Nuh dari tenggelam, Nabi Ibrahim dari Api, Nabi Musa dari Fir’aun, Nabi Isa dari Yahudi dan Nabi Muhammad dari makar kaum musyrikin.

Berbeda dengan Islam yang menolak mentah-mentah mitos penyaliban Yesus, umat Kristen justru menekankan doktrin penyaliban Yesus untuk menebus dosa manusia. Kematian Yesus di tiang salib harus diimani secara mutlak, sebagai satu-satunya syarat keselamatan kristiani. Tanpa mengimani penyaliban Yesus, batallah iman kristiani seseorang. Karena dalam 12 Pengakuan (Credo/Syahadat) Iman Rasuli, penyaliban Yesus termasuk dalam pengakuan keempat: “Yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati, dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut.”

Paulus dalam Bibel membuat rumusan bahwa dengan kematian di tiang salib, Yesus berkorban untuk menyelamatkan dosa manusia, agar umatnya beroleh pengampunan dan hidup yang kekal.

“Ia (Yesus, pen.) sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib…” (I Petrus 2:24).

“Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita…” (I Petrus 3:18).

“…Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Roma 5:8).

Meski penyaliban adalah inti dogma kristiani, uniknya kronologis kisah penyaliban dalam Bibel sangat simpang siur dan penuh kontradiktif.

Mengenai waktu penyaliban misalnya, Injil Markus 15:25 menyatakan bahwa Yesus disalib pada jam 9. Sementara Injil Yohanes 19:14 menceritakan bahwa pada jam 12 Yesus belum disalib, karena baru persiapan paskah. Sementara Injil Matius dan Lukas tidak menjelaskan jam berapa Yesus disalibkan. Jika sosok Yesus yang diyakini sebagai penebus dosa itu hanya ada satu orang, mengapa Bibel melaporkan dua kali waktu penyaliban? Jika Injil Markus dan Injil Yohanes diyakini kebenarannya, mungkinkah Yesus disalib dua kali pada waktu yang berlainan?

Berbeda dengan Islam dan Kristen, konsep akidah Ahmadiyah tentang Nabi Isa mengoplos keyakinan Islam dan Kristen. Mereka meyakini bahwa Nabi Isa benar-benar disalib, tapi tidak sampai mati melainkan hanya pingsan saja.

Mirza Ghulam Ahmad, pendiri dan nabi kaum Ahmadi, menekankan bahwa Nabi Isa benar-benar ditangkap, disiksa dan disalibkan tapi tidak sampai mati. Menurut nabi palsu ini, Nabi Isa disalib hanya sampai pingsan saja, lalu melarikan diri ke kampung Ahmadiyah di Kashmir dan meninggal di sana. Hal ini dijelaskan Syafi R Batuah, Sekretaris Tabligh PB Jemaat Ahmadiyah Indonesia berikut:

“Salah satu ajaran Hazrat Mirza Ghulam Ahmad ialah yang beliau jelaskan dalam buku bahasa Urdu berjudul “Masih Hindustan Men” (Almasih di India). Dalam buku itu, beliau menjelaskan bahwa Nabi Isa AS tidak meninggal di atas salib tapi hanya pingsan. Setelah siuman kembali beliau meninggalkan Palestina dan menuju daerah-daerah sebelah timur untuk menyampaikan ajaran-ajaran beliau kepada suku-suku Israil yang hilang. Akhirnya beliau tiba di Kashmir dan meninggal di sana dalam umur 120 tahun. Untuk menguatkan pendirian itu, Hazrat Imam Mahdi memberikan dalil-dalil yang diambil dari Bibel dan kitab-kitab tarikh” (Syafi R Batuah, Nabi Isa dari Palestina ke Kashmir, 1970, hlm. 5).

Kehadiran Ahmadiyah dengan doktrin semi Islam-Kristen, tidaklah menjadi penengah atas polemik Islam dan Kristen, justru melahirkan akidah aneh hasil oplosan Al-Qur'an dan Bibel yang diaduk dengan kitab- kitab sejarah. Tentunya, dengan melahirkan polemik teologis baru pula.
Ahmadiyah, Kristen Bukan Islam pun Tidak!!

Nabi palsu Mirza Ghulam Ahmad merumuskan doktrin bahwa Nabi Isa disalib hingga pingsan tapi tidak sampai mati. Dalam keadaan pingsan, jasad Nabi Isa diselamatkan oleh para muridnya kemudian hidup wajar lalu hijrah, meninggal dan dikuburkan di Srinagar, Kashmir.

Untuk menyesuaikan ajaran Al-Qur'an dengan akidah warisan Mirza Ghulam Ahmad tersebut, para ulama Ahmadiyah merekayasa tafsir Al-Qur'an yang menyelelisihi penafsiran para ulama dan mufassir yang mu’tabar. Misalnya, Maulana Muhammad Ali dalam kitab tafsirnya yang menjadi rujukan Jemaat Ahmadiyah, mengomentari An-Nisa’ 157 sebagai berikut:

“Kalimat ‘ma-shalabuhu’ ini tak sekali-sekali mendustakan disalibnya Nabi Isa pada kayu palang; kalimat ini hanya mendustakan wafatnya Nabi Isa pada kayu palang sebagai akibat penyaliban…” (The Holy Qur’an Arabic Text, English Translation and Commentary, edisi Indonesia: Qur’an Suci Teks Arab, Terjemah dan Tafsir Bahasa Indonesia, hlm. 259).

Penafsiran model baru ini belum pernah dilakukan oleh para ulama dan mufassir baik di kalangan salafus shalih maupun ulama kontemporer.

Penyimpangan terhadap terjemahan Al-Qur'an yang lebih mencolok dilakukan oleh Syafi R Batuah dalam buku Nabi Isa dari Palestina ke Kashmir. Dengan lancangnya, ia menerjemahkan ayat “wamaa qataluuhu wama shalabuuhu walakin syubbiha lahum” dalam surat An-Nisa’ 157 sbb:

“…Tidaklah mereka membunuhnya (sampai mati) dan tidak pula mereka menyalibnya (sampai mati), melainkan disamarkan (keadaannya itu) kepada mereka…” (hlm 8).

Penafsiran versi kaum Ahmadi ini terdapat tahrif (insersi/penyisipan). Nas ayatnya jelas berbunyi “wamaa qataluuhu” (tidak membunuhnya) dan “wama shalabuhu” (tidak menyalibnya) tanpa ada embel-embel kata apapun. Penambahan kata “sampai mati” ini di ambil darimana kalau bukan tahrif untuk mencocokkan penafsiran Al-Qur'an dengan doktrin nabi palsu mereka? Bukankah dalam nas Al-Qur'an tidak ada embel-embel “hatta yamuta” (sampai mati)?

Penerjemahan batil yang dilakukan oleh kaum Ahmadi ini menyelisihi para penerjemah dan penafsir yang mu’tabar di Indonesia, antara lain: Prof Dr Buya Hamka (Tafsir Al-Azhar), Tim Departemen Agama RI (Al-Qur'an dan Terjemanya), Prof TM Hasbi Ash-Shiddieqy (Tafsir Al-Bayan), A Hassan (Tafsir Al-Furqan), Prof Dr H Mahmud Yunus (Tafsir Qur’an Karim), Bachtiar Surin (Tafir Adz-Dzikra), H Oemar Bakri (Tafsir Rahmat), Tim Disbintalad: Drs HA Nazri Adlany, Drs H Hanafie Tamam dan Drs HA Faruq Nasution (Al-Qur'an Terjemah Indonesia), dan lain-lain.

Penafsiran Al-Qur'an versi kaum Ahmadi ini memperkeruh kontroversi teologis, baik dengan Islam maupun Kristen. Selain itu, penerjemahan An-Nisa’ 157 versi Ahmadi ini tergolong gharib (aneh).

Dengan keyakinan baru bahwa Nabi Isa menderita penyaliban tapi tidak sampai mati melainkan hanya pingsan saja, sepintas Ahmadiyah sesuai dengan doktrin Kristen. Di sisi lain, keyakinan bahwa Nabi Isa tidak mati di tiang salib, sekilas mirip akidah Islam. Ahmadiyah dengan Islam dan Kristen, nyaris serupa tapi tak sama: Lebih tepatnya dengan dalil dalil-dalil Al-Qur'an yang dioplos dengan Bibel dan buku sejarah, lahirlah doktrin “Krislam” Ahmadiyah yang aneh: Kristen bukan, Islam pun tidak


Sumber:DUNIA.INFO
»»  READMORE...

Monday, November 26, 2012

Sejarah Dunia

Sejarah Dunia adalah sejarah tentang manusia di dunia, dimulai dari zaman paling dahulu hingga sekarang ini, di semua tempat di bumi, dengan dimulainya era Paleolitik. Sejarah ini tidak termasuk dengan Sejarah alam dan Sejarah geologi. Sejarah dunia mempelajari catata-catatan yang terekam pada masa lampau. Sejarah dunia meliputi studi catatan-catatan tertulis, mulai dari zaman kuno, ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari sumber-sumber yang lain (selain catatan), misalnya arkeologi.
Peradaban berkembang di tepi-tepi kumpulan air (danau dan sungai) yang dapat menyokong kehidupan. Pada tahun 3000 SM, telah muncul peradaban di lembah Mesopotamia (dataran di antara sungai Tigris dan Efrat) di Timur Tengah, di tepi Sungai Nil Mesir. dan di peradaban Lembah Sungai Indus Selain itu pada masa itu peradaban juga muncul di lembah Sungai Kuning.

 Sumber:DUNIA.INFO  
»»  READMORE...

Monday, November 19, 2012

Sejarah Konflik Israel-Palestina

Konflik Israel-Palestina, bagian dari konflik Arab-Israel yang lebih luas, adalah konflik yang berlanjut antara bangsa Israel dan bangsa Palestina.
Konflik Israel-Palestina ini bukanlah sebuah konflik dua sisi yang sederhana, seolah-olah seluruh bangsa Israel (atau bahkan seluruh orang Yahudi yang berkebangsaan Israel) memiliki satu pandangan yang sama, sementara seluruh bangsa Palestina memiliki pandangan yang sebaliknya. Di kedua komunitas terdapat orang-orang dan kelompok-kelompok yang menganjurkan penyingkiran teritorial total dari komunitas yang lainnya, sebagian menganjurkan solusi dua negara, dan sebagian lagi menganjurkan solusi dua bangsa dengan satu negara sekular yang mencakup wilayah Israel masa kini, Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.

Akhir abad ke-19 - 1920: Asal konflik

  • Tahun 1897, Kongres Zionis Pertama diselenggarakan.
  • Deklarasi Balfour 1917
2 November 1917. Inggris mencanangkan Deklarasi Balfour, yang dipandang pihak Yahudi dan Arab sebagai janji untuk mendirikan ”tanah air” bagi kaum Yahudi di Palestina.

1920-1948: Mandat Britania atas Palestina

  • Teks 1922: Mandat Palestina Liga Bangsa-bangsa
  • Mandat Britania atas Palestina
  • Revolusi Arab 1936-1939.
Revolusi Arab dipimpin Amin Al-Husseini. Tak kurang dari 5.000 warga Arab terbunuh. Sebagian besar oleh Inggris. Ratusan orang Yahudi juga tewas. Husseini terbang ke Irak, kemudian ke wilayah Jerman, yang ketika itu dalam pemerintahan Nazi.
  • Rencana Pembagian Wilayah oleh PBB 1947
  • Deklarasi Pembentukan Negara Israel, 14 Mei 1948.
Secara sepihak Israel mengumumkan diri sebagai negara Yahudi. Inggris hengkang dari Palestina. Mesir, Suriah, Irak, Libanon, Yordania, dan Arab Saudi menabuh genderang perang melawan Israel.

1948-1967

  • Perang Arab-Israel 1948
  • Persetujuan Gencatan Senjata 1949
3 April 1949. Israel dan Arab bersepakat melakukan gencatan senjata. Israel mendapat kelebihan wilayah 50 persen lebih banyak dari yang diputuskan dalam Rencana Pemisahan PBB.
  • Exodus bangsa Palestina
  • Perang Suez 1956
  • Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) resmi berdiri pada Mei 1964.
  • Perang Enam Hari 1967
  • Resolusi Khartoum
  • Pendudukan Jalur Gaza oleh Mesir
  • Pendudukan Tepi Barat dan Yerusalem Timur oleh Yordan

 

 

1967-1993 

  • Perjanjian Nasional Palestina dibuat pada 1968, Palestina secara resmi menuntut pembekuan Israel.
  • 1970 War of Attrition
  • Perang Yom Kippur 1973
  • Kesepakatan Damai Mesir-Israel di Camp David 1978
  • Perang Lebanon 1982
  • Intifada pertama (1987 - 1991)
  • Perang Teluk 1990/1

1993-2000: Proses perdamaian Oslo

  • Kesepakatan Damai Oslo antara Palestina dan Israel 1993
13 September 1993. Israel dan PLO bersepakat untuk saling mengakui kedaulatan masing-masing. Pada Agustus 1993, Arafat duduk semeja dengan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin. Hasilnya adalah Kesepakatan Oslo. Rabin bersedia menarik pasukannya dari Tepi Barat dan Jalur Gaza serta memberi Arafat kesempatan menjalankan sebuah lembaga semiotonom yang bisa "memerintah" di kedua wilayah itu. Arafat "mengakui hak Negara Israel untuk eksis secara aman dan damai".
28 September 1995. Implementasi Perjanjian Oslo. Otoritas Palestina segera berdiri.
  • Kerusuhan terowongan Al-Aqsa
September 1996. Kerusuhan terowongan Al-Aqsa. Israel sengaja membuka terowongan menuju Masjidil Aqsa untuk memikat para turis, yang justru membahayakan fondasi masjid bersejarah itu. Pertempuran berlangsung beberapa hari dan menelan korban jiwa.
  • 18 Januari 1997 Israel bersedia menarik pasukannya dari Hebron, Tepi Barat.
  • Perjanjian Wye River Oktober 1998 berisi penarikan Israel dan dilepaskannya tahanan politik dan kesediaan Palestina untuk menerapkan butir-butir perjanjian Oslo, termasuk soal penjualan senjata ilegal.
  • 19 Mei 1999, Pemimpin partai Buruh Ehud Barak terpilih sebagai perdana menteri. Ia berjanji mempercepat proses perdamaian.

2000-sekarang: Intifada al-Aqsa

  • Intifada al-Aqsa (2000-sekarang)
Maret 2000, Kunjungan pemimpin oposisi Israel Ariel Sharon ke Masjidil Aqsa memicu kerusuhan. Masjidil Aqsa dianggap sebagai salah satu tempat suci umat Islam. Intifadah gelombang kedua pun dimulai.
  • KTT Camp David 2000 antara Palestina dan Israel
  • Maret-April 2002 Israel membangun Tembok Pertahanan di Tepi Barat dan diiringi rangkaian serangan bunuh diri Palestina.
  • Juli 2004 Mahkamah Internasional menetapkan pembangunan batas pertahanan menyalahi hukum internasional dan Israel harus merobohkannya.
  • 9 Januari 2005 Mahmud Abbas, dari Fatah, terpilih sebagai Presiden Otoritas Palestina. Ia menggantikan Yasser Arafat yang wafat pada 11 November 2004
  • Peta menuju perdamaian
  • Juni 2005 Mahmud Abbas dan Ariel Sharon bertemu di Yerusalem. Abbas mengulur jadwal pemilu karena khawatir Hamas akan menang.
  • Agustus 2005 Israel hengkang dari permukiman Gaza dan empat wilayah permukiman di Tepi Barat.
  • Januari 2006 Hamas memenangkan kursi Dewan Legislatif, menyudahi dominasi Fatah selama 40 tahun.
  • Januari-Juli 2008 Ketegangan meningkat di Gaza. Israel memutus suplai listrik dan gas. Dunia menuding Hamas tak berhasil mengendalikan tindak kekerasan. PM Palestina Ismail Haniyeh berkeras pihaknya tak akan tunduk.
  • November 2008 Hamas batal ikut serta dalam pertemuan unifikasi Palestina yang diadakan di Kairo, Mesir. Serangan roket kecil berjatuhan di wilayah Israel.
  • Serangan Israel ke Gaza dimulai 26 Desember 2008. Israel melancarkan Operasi Oferet Yetsuka, yang dilanjutkan dengan serangan udara ke pusat-pusat operasi Hamas. Korban dari warga sipil berjatuhan. 
  • Mei 2010 Israel mem-blokede seluruh jalur bantuan menuju palestina
  • 30 Mei 2010 Tentara Israel Menembaki kapal bantuan Mavi Marmara yang membawa ratusan Relawan dan belasan ton bantuan untuk palestina

 

 

 

»»  READMORE...